loading...Imam Syafii membagi-bagi malamnya; sepertiga pertama untuk menulis, sepertiga kedua untuk shalat dan sepertiga ketiga untuk tidur./Ilusttrasi/Ist Imam Syafii dikenal sebagai salah seorang dari empat imam madzhab tetapi tidak banyak yang tahu bahwa ia juga seorang penyair. Beliau seorang yang fasih lisannya, amat menyentuh kata-katanya, menjadi hujjah di dalam bahasa Arab. Hal ini dapat dimengerti, karena sejak dini, beliau sudah tinggal dan berinteraksi dengan suku Hudzail yang merupakan suku arab paling fasih kala itu. Beliau mempelajari semua syair-syair mereka, karena itu ia dianggap sebagai salah satu rujukan bagi para ahli bahasa semasanya. Baca Juga Imam Ahmad berkata, “asy-Syafi’i adalah orang yang paling fasih.” Imam Malik terkagum-kagum dengan bacaannya karena demikian fasih. Karena itu, pantas bila Imam Ahmad pernah berkata, “Tidak seorang pun yang menyentuh tinta atau pun pena melainkan di pundaknya ada jasa asy-Syafi’i.”Ayyub bin Suwaid berkata, “Ambillah bahasa dari asy-Syafi’i.” Hampir semua isi syair yang dirangkai Imam Syafi’i bertemakan perenungan. Sedangkan karakteristik khusus syairnya adalah syair klasik. Alhasil, ia mirip dengan perumpamaan-perumpamaan atau hikmah-hikmah yang berlaku di tengah manusia. Baca Juga Berikut contoh syair Imam SyafiiSyair ZuhudHendaknya engkau bertakwa kepada Allah jika engkau lalai Pasti Dia membawa rizki tanpa engkau sadari Bagaimana engkau takut miskin padahal Allah Sang Pemberi rizki Dia telah memberi rizki burung dan ikan hiu di laut Siapa yang mengira rizki hanya didapat dengan kekuatan Semestinya burung pipit tidak dapat makan karena takut pada elang Turun dari dunia mati, tidak engkau tahu kapan Bila sudah malam, apakah engkau akan hidup hingga fajar? Berapa banyak orang yang segar-bugar mati tanpa sakit Dan berapa banyak orang yang sakit hidup sekian tahunan? Syair AkhakKala memaafkan, aku tidak iri pada siapa pun Aku tenangkan jiwaku dari keinginan bermusuhan Sesungguhnya aku ucapkan selamat pada musuhku saat melihatnya Agar dapat menangkal kejahatannya dengan ucapan-ucapan selamat tersebut Manusia yang paling nampak bagi seseorang adalah yang paling dibencinya Sebagaimana rasa cinta telah menyumbat hatiku Manusia itu penyakit dan penyakit manusia adalah kedekatan dengan mereka Namun mengasingkan mereka adalah pula memutus kasih sayang Baca Juga Imam asy-Syafi’i terkenal dengan ketawadluan kerendahan diri-nya dan ketundukannya pada kebenaran. Hal ini dibuktikan dengan pengajiannya dan pergaulannya dengan teman sejawat, murid-murid dan orang-orang lain. Demikian juga, para ulama dari kalangan ahli fiqih, ushul, hadits dan bahasa sepakat atas keamanahan, keadilan, kezuhudan, kewara’an, ketakwaan dan ketinggian martabatnya. Sekali pun demikian agungnya beliau dari sisi ilmu, ahli debat, amanah dan hanya mencari kebenaran, namun hal itu semua bukan karena ingin dipandang dan tersohor. Karena itu, masih terduplikasi dalam memori sejarah ucapannya yang amat masyhur, “Tidaklah aku berdebat dengan seseorang melainkan aku tidak peduli apakah Allah menjelaskan kebenaran atas lisannya atau lisanku.”Sampai-sampai saking hormatnya Imam Ahmad kepada gurunya, asy-Syafi’i ini; ketika ia ditanya oleh anaknya tentang gurunya tersebut, “Siapa sih asy-Syafi’i itu hingga ayahanda memperbanyak doa untuknya?” Ia menjawab, “Imam asy-Syafi’i ibarat matahari bagi siang hari dan ibarat kesehatan bagi manusia; maka lihat, apakah bagi keduanya ini ada penggantinya.” Baca Juga Imam asy-Syafi’i seorang yang faqih bagi dirinya, banyak akalnya, benar pandangan dan pikirnya, ahli ibadah dan zikir. Beliau amat mencintai ilmu, sampai-sampai ia berkata, “Menuntut ilmu lebih afdlal daripada shalat sunnat.” Sekali pun demikian, ar-Rabi’ bin Sualaiman, muridnya meriwayatkan bahwasanya ia selalu shalat malam hingga wafat dan setiap malam satu kali khatam al-Qur’an.
Katamotivasi islami berbahasa arab - Setiap manusia hidup pasti menjalankan berbagai kegiatan seperti berpikir, berbicara, mendengar, membaca, menulis, dan bekerja. Semua kegiatan itu melibatkan kata-kata. Kata-kata menyimpan kekuatan yang luar biasa dahsyat. Setiap kata-kata yang terucap, baik diucapkan keluar ataupun hanya sekedar diucapkan dalam hati, memiliki dampak yang luar biasa bagi
Rasulsaw didalam masjid Nabawiy, maka ketika ia sedang asyik. bernasyid (nasyid, syair, qasidah, sama saja dalam bahasa arab yaitu. puji-pujian pada Allah dan Rasul. saw), ia sedang melantunkan syair. puji-pujian pada Rasul saw, tiba-tiba. Umar ra mendelikkan matanya. kepada Hassan, maka berkatalah.
Dalamperkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab sehingga di Madura disebut Syiir Madura. Syiir itu memuat pesan intrinsikm dan ekstrinsik mengenai religiusitas, nasehat-nasehat,akhlak, serta riwayat nabi-nabi dalam bhaasa Madura (Syi
0SXerXB. uqgte8408k.pages.dev/383uqgte8408k.pages.dev/430uqgte8408k.pages.dev/16uqgte8408k.pages.dev/293uqgte8408k.pages.dev/96uqgte8408k.pages.dev/21uqgte8408k.pages.dev/566uqgte8408k.pages.dev/292
syair arab tentang akhlak